REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Ekonomi Jepang berpeluang membaik pada kuartal keempat tahun 2014 lalu. Ekonomi Jepang menuju arah stabil sehingga memungkinkan bank sentral Jepang atau Bank of Japan menunda rencana peluasan stimulus moneter dalam beberapa bulan mendatang. Bahkan, pelemahan harga minyak dunia mendoorng inflasi jauh dari target dua persen.
Menurut survei yang dilakukan Reuters, ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 3,7 persen pada periode Oktober-Desember. Deputi Gubernur Bank of Japan Kikio Iwata berharap ekspor Jepang terus membaik yang mencerminkan perbaikan ekonomi global. "Belanja modal juga meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan perusahaan," ujar dia, seperti dikutip Reuters, Ahad (15/2).
Ekonomi Jepang menuju resesi pada periode Juli-September tahun lalu. Keadaan ekonomi ini memaksa perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menunda rencana kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan pada Oktber 2015 mendatang. Perlambatan ekonomi di Jepang juga memaksa bank sentral untuk memberikan pelonggaran moneter.
Melemahnya ekonomi Jepang menyebabkan konsumsi rumah tangga masih sangat terbatas. Kenaikan upah gagal mengejar meningkatnya biaya hidup. Pelemahan nilai mata uang Yen juga berdampak pada biaya impor yang lebih tinggi. Namun, analis memperkirakan konsumsi swasta yang berkontribusi sekitar 60 persen terhadap perekonomian di Jepang meningkat sebanyak 0,7 persen pada kuartal keempat tahun lalu. Hal ini bisa mengompensasi kemerosotan pendapatan pajak pemerintah.