Senin 16 Feb 2015 15:22 WIB
Gugatan BG Dikabulkan

'Sejak Awal Kami Sudah Menduga Praperadilan Dikabulkan'

Red: Ilham
?Hakim tunggal Sarpin Rizaldi mengetukkan palu pada sidang praperadilan pemohon Komjen Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/2). (Republika/Agung Supriyanto)
?Hakim tunggal Sarpin Rizaldi mengetukkan palu pada sidang praperadilan pemohon Komjen Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Koalisi Masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) dalam Gerakan Satu Padu (Sapu) Koruptor melakukan aksi damai menyerukan penyelamatan KPK di depan kantor Gubernur Sumbar, Senin (16/2).

Koordinator Lapangan, Era Purnama Sari menyoroti keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan bahwa penetapan tersangka BG oleh KPK tidak sah secara hukum.

"Sejak awal kami telah menduganya. Karena itu kami melakukan aksi (SAPU) Koruptor secara serentak di lebih 20 kota di Indonesia. Intinya, kami tetap menolak Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri," katanya di Padang, Senin (16/2).

Mereka menuntut agar kriminalisasi terhadap KPK dan semua pihak penggiat anti korupsi untuk dihentikan. Selain itu, pihaknya menyerukan penolakan terhadap pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. 

"Kami juga menuntut agar Komjen Budi Waseso tidak dicalonkan sebagai Kapolri karena telah melakukan penangkapan komisioner KPK secara sewenang-wenang," ujarnya.

Sebelumnya, hakim tunggal Sarpin Rizaldi mengabulkan sebagian permohonan gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan (BG) dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. "Pengadilan Negeri memutuskan menerima gugatan pemohon sebagian dan menolaknya sebagian," ujar hakim Sarpin di PN Jaksel, Jakarta, Senin. Dengan begitu, hakim memutuskan bahwa penetapan tersangka BG oleh KPK tidak sah secara hukum.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement