Senin 16 Feb 2015 20:47 WIB
Gugatan BG Dikabulkan

Jokowi Punya Dua Alasan untuk Membatalkan Pelantikan BG

Rep: C02/ Red: Karta Raharja Ucu
Budi Gunawan
Foto: Republika
Budi Gunawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui Hakim Sarpin Rizaldi yang mengabulkan gugatan Komjen Pol Budi Gunawan, dinilai tidak berdampak pada kewenangan Presiden Joko Widodo. Keputusan melantik atau tidak BG sebagai Kapolri, tetap berada di tangan Jokowi.

Pendapat itu disampaikan Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSKH) Indonesia, Miko Susanto Ginting. Dalam sidang praperadilan, hakim memutuskan status tersangka yang ditetapkan KPK kepada BG tidak sah. Karena BG saat terjadinya dugaan suap dan gratifikasi bukan sebagai penyelenggara negara.

Miko mengatakan, ada dua alasan bagi presiden untuk membatalkan pelantikan BG. Pertama, proses hukum BG belum berakhir. Sebab, putusan praperadilan hanya mendiskualifikasi kedudukan BG sebagai penyelenggara negara dan penegak hukum.

Sedangkan pembuktian tindak pidana korupsi yang dilakukan BG belum bisa dilaksanakan. “Dalam hal itu, KPK dapat kembali menetapkan BG sebagai tersangka,” kata Miko, Senin (16/2).

Kedua, kata dia, pelantikan BG sebagai kapolri justru akan menjatuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi. Sejak pengusulan nama calon kapolri ke DPR telah memakan waktu lebih dari satu bulan.  

Selama itu, Presiden Jokowi tidak sekalipun menunjukkan tindakan tegas menyikapi masalah tersebut. “Jika dilantik, Jokowi  telah mengabaikan aspek kepentingan publik, etika dan moral hukum dalam mengambil keputusan,” ujar Miko.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement