Selasa 17 Feb 2015 17:49 WIB

Pertamina Pangkas Mata Rantai Impor

Rep: c85/ Red: Satya Festiani
PT Pertamina.
Foto: Antara
PT Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kewenangan untuk pengadaan minyak mentah dan ekspor minyak mentah maupun hasil kilang kini dialihkan kepada ISC atau Integrated Supply Chain, sebutan bagi manajemen baru di dalam tubuh Pertamina yang mengambil alih tugas Petral ini. Vice President ISC Pertamina Daniel Purba mengungkapkan, dengan beralihnya wewenang Petral, Pertamina sanggup memangkas 2 hingga 3 mata rantai impor yang selama ini terjadi.

"Dengan adanya revitalisasi fungsi ISC maka pengadaan ataupun ekspor minyak mentah bisa lebih singkat mata rantainya," jelas Daniel, Selasa (17/2).

Selain itu, Pertamina juga mengklaim bisa meningkatkan fleksibilitas dan utilisasi Pertamina. Daniel mengambil contoh, pengangkutan LNG dengan kapal bisa lebih irit sebesar 2,3 juta dolar AS (free on board).

Selain itu dengan ditangani oleh ISC, maka kegiatan ekspor impor akan lebih irit dengan mendapatkan efisiensi biaya bunga (LC). Penerapan ISC ini juga dianggap mampu menarik banyak respon positif dari mitra usaha Pertamina.

"Kurang lebih 1,5 bulan revitalisasi ISC, banyak mendapat respon yang positif dari mitra usaha dan major oil company dan trading yang mereka sangat antusias untuk bisa berinteraksi atau melakukan bisnis langsung dengan Pertamina," lanjut Daniel. Poin lebih lainnya adalah proses evaluasi tender yang lebih transparan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement