REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan merebutkan kursi ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) semakin dekat. Kedua pendukung masing-masing calon saling klaim dukungan yang lebih besar.
Dua kandidat ketua umum, Hatta Rajasa dan ZuLkifli Hasan berkompetisi dengan idenya untuk masa depan partai berlambang matahari terbit ini.
Ketua DPD PAN Kota Kupang, Kris Matutina berharap PAN tidak lagi menjadi partai pengekor partai lain. Hal itu menurutnya, sudah terbukti ketika PAN dipimpin Hatta Rajasa. Sebab, dengan majunya Zulkifli Hasan jadi calon ketum, Kris berharap ada ide segar untuk PAN ke depan.
"Kepemimpinan Hatta selama ini telah dikendalikannya dengan terus berada di bawah bayang-bayang SBY (Susilo Bambang Yudoyono) atau partai Demokrat," kata Kris dalam keterangan pers kepada Republika, Rabu (18/2).
Menurut Kris, ide untuk membuat PAN tidak mengekor partai lain pernah dibawa calon ketua umum pada bursa pemilihan ketum periode lalu, Drajad Wibowo. Menurutnya, Drajad Wibowo bercita-cita membawa PAN lebih independen dengan menjadi pesaing Hatta Rajasa di bursa ketum PAN.
Namun, DPD PAN Kota Kupang menuding Drajad tak konsisten dengan idenya membuat PAN lebih independen. Sebab, Drajad yang berlawanan ide dengan Hatta periode lalu, justru sekarang berbalik menjadi tim sukses Hatta.
"Kita sebagai kader di daerah sangat menyesalkan sikap Pak Drajad yang tidak konsisten itu," kata Kris.
Seharusnya, imbuh dia, sebagai tokoh nasional PAN, sosok Drajad bisa memberi teladan dengan sikap konsistennya. Sebab, kader PAN selalu dituntut untuk bersikap konsisten, jujur dan mengedepankan kepentingan masyarakat daripada golongan dan diri sendiri.
Jika pengurus DPP memberikan sikap konsisten dengan ide PAN yang lebih independen, hal itu dapat menjadi teladan yang baik untuk kader di daerah. "Di pendidikan kader kita diajarkan untuk bersikap konsisten," kata Kris menegaskan.
Kongres Nasional PAN akan digelar mulai 28 Februari hingga 2 Maret nanti. Rencananya, kongres akan digelar di Bali. Dalam kongres itu, salah satu agenda pentingnya adalah pemilihan ketum periode 2015-2020.