REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Hujan deras yang mengguyur tiada henti mengusik ketenangan warga yang bermukim sekitar pinggir Sungai Bengawan Solo. Ratusan warga Dukuh Banaran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, berbondong-bondong mengungsi, Jumat (20/2)
Kondisi cuaca gelap dalam waktu sepertiga malam terakhir membuat warga berusaha menyelamatkan diri. Ini dilakukan lantaran Sungai Bengawan Solo meluap hingga pemukiman. Banjir menggenangi pemukiman penduduk.
Ketinggian air mencapai lebih dari satu meter. Sebagian warga pun mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Informasi yang diterima, tercatat 171 jiwa, atau 48 kepala keluarga (KK) warga Dukuh Daleman RW 6 dan 12 KK 25 jiwa Dukuh Jomboran RT 1 RW 7, Dusun Banaran, mengungsi ke rumah tetangga yang tempatnya lebih tinggi. Sebagian lain mengungsi di tenda darurat yang telah didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar.
Kepala Dusun Banaran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Guntoro, mengatakan, air mulai naik ke pemukiman penduduk Kamis (19/2) sekira pukul 20.30 WIB. Hingga Jumat pukul 02.00 WIB ketinggian air sudah mencapai 150 cm dari bibir sungai.
''Sebagian warga mengungsi ke rumah tetangga yang aman. Sedang yang lain mengungsi ke tenda darurat,'' kata Guntoro.
Guntoro menambahkan, warga Dukuh Daleman dan Jomboran memang berada paling dekat dengan bibir Sungai Bengawan Solo. Bahkan, rumah warga ada yang hanya berjarak tiga meter dari bibir sungai.
Beberapa rumah warga memang berada disepanjang bantaran dan rawan banjir. Karena letaknya hanya beberapa meter dari sungai, meluap sedikit saja, air langsung masuk rumah. Guntoro berharap, air segera surut. Dan, warga bisa kembali ke rumah masing-masing.