REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Puluhan wartawan seKota Bekasi dan Kabupaten Bekasi melakukan aksi protes di depan kantor Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) terkait kasus penganiayaan terhadap seorang wartawan Koran Radar Bekasi.
Penggagas aksi Agung Sulistyo mengatakan aksi yang digelar merupakan bentuk keprihatinan terhadap korban tindakan kekerasan yang dialami Jurnalis koran Radar Bekasi (Jawa Pos Grup), Randy Yasetiawan Priogo (27).
"Aksi ini digelar agar tidak ada lagi Jurnalis yang dianiaya," ujar Agung kepada Republika, Jumat (20/2).
Agung melanjutkan, aksi pertama digelar di gedung DPRD Kota Bekasi, tepatnya di depan kantor fraksi PAN. Kemudian aksi berlanjut di kantor DPD PAN Kota Bekasi yang berada di Jalan Raya Siliwangi. Setalah itu puluhan wartawan akan menemui Kapolres Bekasi Kota untuk melakukan audiensi.
Sebelumnya, Randy mengaku, ia telah dipukuli tiga orang preman tak dikenal ketika sedang bertemu dua orang politisi dari PAN. Yakni ketua DPC PAN Bekasi Utara, Iriansyah dan ketua DPD II PAN Kota Bekasi, Faturrahman.
"Sebelum saya dipukuli oleh tiga orang tak dikenal, saya sempat dimaki-maki terlebih dahulu oleh politisi PAN," ujar Randy.
Pemukulan tersebut dilakukan di sebuah rumah makan bernama Bumbu Araunah di Jalan Serma Marzuki, Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada pukul 5 sore, Kamis (19/2). Pemukulan terjadi ketika Randy memenuhi undangan dari politisi PAN yang awalnya bertujuan untuk klarifikasi pemberitaan yang dimuat Koran Radar Bekasi edisi Rabu (18/2).
Namun, ketika Randy tiba di rumah makan Bambu Araunah, ia malah mendapat makian dari Faturrahman. Setelah dimaki-maki, ia dihampiri tiga orang tak dikenal, kemudian dipukuli oleh tiga preman tak dikenal.
Randy mengaku, ia dipukul di bagian hidung, pelipis dan wajah. Kemudian ditendang di bagian rusuk. Ia juga mengalami luka memar di bagian wajahnya.
Menurut Randy, sekitar 10 pukulan lebih menghantam wajahnya. Setelah itu Randy dipaksa menyerahkan KTP dan ditampar oleh preman tersebut. Kemudian alamat rumah Randy dicatat oleh preman yang memukul Randy. "Preman itu bilang hati-hati karena sudah dicatat alamat rumahnya," kata Randy.