Senin 23 Feb 2015 09:10 WIB
Kapolri Baru

Jokowi Bisa Dimakzulkan Jika...

Relawan Jokowi Indonesia menggelar aksi dukungannya terhadap pemerintahan Jokowi dan menuntaskan kasus KPK-POLRI di kawasan Car Free Day, Jakarta, Ahad (15/2).  (foto : MgROL_34)
Relawan Jokowi Indonesia menggelar aksi dukungannya terhadap pemerintahan Jokowi dan menuntaskan kasus KPK-POLRI di kawasan Car Free Day, Jakarta, Ahad (15/2). (foto : MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Jokowi perlu diingatkan agar tak terjebak dalam proses pergantiaan Kapolri yang menimbulkan kontroversial karena Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid terguling karena urusan tersebut.

“Saat itu, Presiden Gur Dur yang memang sudah didera banyak masalah dengan lawan-lawan politiknya, mengganti Kapolri Bimantoro kepada Chairuddin Ismail hingga menjadi pemicu dan membuatnya jatuh dari kekuasaan,” kenang Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Senin (23/2).

Gus Dur memecat Bimantoro tanpa persetujuan DPR. Kemudian Gus Dur dipanggil DPR, tapi mangkir. Ia mengatakan, DPR kerap memanggilnya dengan sewenang wenang. Malamnya, Gus Dur mengeluarkan dekrit pembubaran DPR.

Hingga akhirnya, sidang pemakzulan dipercepat seminggu oleh MPR, dan Gus Dur pun jatuh dari kursi kepresidenan.

“Jika tidak cermat, bukan mustahil Presiden Jokowi akan mengalami nasib yang sama,” urai Neta.

Sebab, sebelumnya Komjen Budi Gunawan (BG) adalah figur yang dijagokan atau diusulkan Jokowi ke DPR dan DPR mendukungnya secara penuh. Akibat BG dijadikan tersangka oleh KPK, Jokowi menunda pelantikannya, dengan alasan menunggu hasil praperadilan BG atas KPK.

Usai praperadilan,  Jokowi mengganti calon Kapolri dengan Komjen Badroeddin Haiti.

Bukan mustahil Koalisi Merah Putih (KMP) pimpinan Prabowo Subianto, ujar Neta, menolak

sikap Jokowi ini. Bukan mustahil pula Koalisi Indonesia Hebat  (KIH) pimpinan PDIP marah dengan Jokowi hingga presiden ketujuh itu tak didukung di parlemen.

“Jika itu yang terjadi pemakzulan terhadap Jokowi tinggal tunggu waktu dan Jokowi bisa ditumbangkan akibat suksesi kepemimpinan di Polri,” papar Neta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement