REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nahdathul Ulama (NU) menilai shalat Subuh memiliki keutamaan dan nilai istimewa dibandingkan dengan shalat fardhu lainnya. Menurut Katib Aam PBNU, Kyai Malik Madani, shalat Subuh itu disaksikan oleh malaikat-malaikat Subuh yang turun dari langit.
Kyai Malik Madani menjelaskan, shalat Subuh memang memiliki keistimewaan tersendiri. “Tapi ini bukan berarti shalat fardhu lain tidak memiliki nilai juga,” ungkap Kyai Malik kepada ROL, Senin (23/2). Sebabnya, ia berharap, umat Muslim seyogyanya melaksanakan lima shalat fardhu berjamaah terutama shalat Subuh.
Menurut Kyai Malik, shalat Subuh memiliki keutamaan karena kondisi jiwa seseorang biasanya lebih segar di saat pagi. Hal ini terjadi karena umat manusia biasanya mengalami istirahat yang cukup panjang saat malam hari.
Selain itu, keistimewaan shalat juga berasal dari perintah Allah SWT. Maka dari itu, para ulama menekankan umat Muslim untuk lebih giat lagi shalat subuh terutama berjamaah. “Perintah shalat lima waktu termasuk keutamaan shalat subuh tertera pada ayat Allah, surat al-Isra ayat 78,” jelasnya.
Kyai Malik mengungkapkan, ayat tersebut berbunyi, ‘Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan’.
Menurutnya, pemisahan penyebutan shalat Subuh pada ayat itu mengartikan adanya keistimewaan tersendiri dari shalat Subuh. Karena empat shalat fardhu lainnya disebutkan dalam satu bagian, yakni ‘shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam’.