REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sempat dihubungi Presiden Brasil sebelum eksekusi mati tahap satu dilakukan. Meski demikian, lobi yang dilakukan pemerintah Brasil tak mengubah pendirian Indonesia untuk tetap menjalankan eksekusi mati.
"Iya, masalah hukuman mati ada telepon dari presiden Brasil," kata Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (24/2).
Tak hanya Brasil, Jokowi menyatakan bahwa ia juga sempat dihubungi Presiden Perancis dan Belanda yang memohon agar warga negara mereka tidak dieksekusi. Meski demikian, Jokowi mengaku tidak akan mengubah pendiriannya terkait pelaksanaan eksekusi.
"Eksekusi mati ini jangan ada yang intervensi. Ini adalah kedaulatan hukum dan politik Indonesia," kata dia.
Berbicara terpisah, Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsoedi berharap, eksekusi mati tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan negara-negara lain. Sebab, menurut Retno, selama ini Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Brasil.
"Indonesia senantiasa berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan dengan negara lain," kata dia.