REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan. Tercatat, 40 persen dari potensi panas bumi dunia ada di Indonesia. Di sisi lain, sumber energi fosil seperti minyak, gas, dan batubara semakin hari semakin menipis. Menjawab kondisi ini, pemerintah menargetkan capaian energy mix sebesar 25 persen pada 2025 mendatang.
Direktur Pertamina Geotermal Energi (PGE), Rony Gunawan mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat baik dan berpotensi menjadi salah satu negara dengan pemanfaatan energi panas bumi terbesar di dunia.
"Kita kaya dengan ini. Amerika terbesar geotermal-nya. Kedua Filipina. Tapi kita punya potensi yang besar. Filipina sedikit lokasi, tapi besar kapasitasnya. Jepang ada masalah dengan kondisi geologinya. Jadi kita punya potensi yang besar dan temperatur yang tinggi," jelas Rony, Selasa (24/2).
Rony melanjutkan, energi panas bumi memang belum begitu populer dibanding sumber energi lainnya. Untuk itu masyarakat peru diedukasi agar minat masyarakat akan bentuk energi ini meningkat. "Energy Gheotermal dibangkitkan dari sumur lalu ke powerplant. Powerplant dibangun oleh PGE. Selanjutnya penyaluran listrik oleh PLN. Yang nantinya digunakan oleh masyarakat. Indonesia punya potensi besar," ujar Rony.
Indonesia sendiri memiliki potensi panas bumi yang luar biasa besar karena memiliki ratusan gunung api. Kandungan air panas yang terperangkap di dalam batuan gunung api inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
"Geotermal juga dilindungi oleh hutan dan lingkungan. Dengan menjaga alam di sekitar PLTP, siklus alam akan seimbang," lanjut Rony.
Investasi panas bumi di Indonesia sendiri masih belum begitu populer. Karena risiko eksplorasi yang tinggi. Rony menyebut, nilai investasi untuk 1 megawatt listrik adalah 4 sampai 5 juta dolar AS. Namun pemerintah terus mendorong pengembangan panas bumi untuk menjawab tantangan energi nasional.