REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang remaja Korea Selatan, yang pada bulan lalu dilaporkan hilang pada Januari 2015, bergabung dan berlatih dengan kelompok Negara Islam (IS), kata Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, Selasa.
NIS melaporkan kepada parlemen bahwa remaja tersebut berlatih di markas rahasia IS, kata kantor berita Yonhap, mengutip pernyataan anggota parlemen, yang ikut dalam pertemuan tersebut.
Remaja putus sekolah berumur 18 tahun dan diketahui bermarga Kim itu dilaporkan hilang di Turki pada 10 Januari. Pada saat itu, dia diperkirakan menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan kelompok garis keras.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, berdasarkan atas rekaman CCTV dari kepolisian Turki, setelah keluar dari hotel di kota Kilis, wilayah selatan dekat perbatasan Suriah, Kim menumpang taksi tidak resmi bersama seorang laki-laki tidak dikenal di luar mesjid dekat hotel tersebut.
Mereka kemudian tiba di dekat lokasi pengungsian di Besiriye, 18 kilometer sebelah tenggara Kilis, kata pihak kementerian.
Kim tercatat mengunggah serangkaian pesan di akun Twitternya pada Oktober 2014, meminta bantuan mendekati IS.
Sebelum berangkat ke Turki bersama keluarga temannya, Kim telah mendapatkan izin orang tua. Saat itu dia memohon untuk bertemu dengan teman yang telah dihubunginya melalui jaringan.
Atas kejadian ini, Kim tercatat sebagai warga Korea Selatan pertama yang ikut bertempur bersama kelompok radikal Islam, bersama ribuan penduduk Eropa yang telah lebih dahulu bergabung.
Menurut statistik yang dilakukan Uni Eropa, tercatat lebih dari 3.000 warga Eropa telah bergabung dan bertempur bersama kelompok ekstremis Islam di Irak maupun Suriah.