Rabu 25 Feb 2015 15:34 WIB
Koin untuk australia

Gerakan Koin Dilakukan Sampai Tony Abbott Minta Maaf

Rep: C05/ Red: Ilham
Sejumlah warga yang ikut aksi pengumpulan koin untuk PM Australia Tony Abbott di Jakarta, Ahad  (22/2).   (foto : ABC News)
Sejumlah warga yang ikut aksi pengumpulan koin untuk PM Australia Tony Abbott di Jakarta, Ahad (22/2). (foto : ABC News)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kordinator koin untuk Australia dari elemen koalisi pro Indonesia , Ali Hamzah menyatakan, akan terus menggulirkan gerakan ini hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Dia menyatakan gerakan ini baru dihentikan jika Perdana Menteri Australia, Tony Abbott meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

Pemuda asli Aceh ini mengatakan, gerakan ini sifatnya untuk menujukkan kepedulian pada harga diri bangsa. Gerakan ini rencananya akan di follow up dengan demonstrasi yang akan dilakukan di depan kedubes Australia. Dari situlah uang yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada pihak kedubes.

“Untuk  penyerahan uang kita menunggu sampai Tony Abbott meminta maaf terlebih dahulu,”ujar dia, Rabu (25/2).

Dia menyatakan sebagai seorang kepala negara, ucapan Tony Abbott dinilai tak etis. Hal ini menunjukkan kalau bantuan yang diberikan oleh pemerintah Australia memakai pamrih. Kalau hendak membantu, harusnya dia tak perlu mengungkit lagi terkait bantuan itu. “ Pernyataaan itu melukai hati rakyat Indonesia dan juga rakyat Aceh,” kata dia, Rabu (25/2).

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott meminta Indonesia untuk mengingat kontribusi Australia yang diberikan negara, saat membantu bencana tsunami. Himbauannya ini diungkapkan agar Indonesia membatalkan eksekusi dua warga negaranya yang terlibat penyelundupan narkoba

"Ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia memberi bantuan senilai satu miliar by Best Offers" href="#">dollar," kata PM Abbott. "Kami mengirim pasukan angkatan darat dalam jumlah banyak untuk membantu Indonesia di bidang kemanusiaan," ujarnya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement