REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI - Melihat lokasi yang dipilih pembegal dalam melancarkan aksinya, Kepolisian menduga pelaku melakukan mapping atau pemetaan tertentu. Untuk mengatasinya, kepolisian akan bertindak lebih cerdas.
"Kalau kita perhatikan, pelaku melakukan mapping," terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul di Polda Metro Jaya, Rabu (25/2).
Kepolisian memperkirakan pelaku begal melakukan pemetaan terhadap sasaran aksi mereka. Para pelaku diduga juga melakukan pemetaan terhadap tugas-tugas kepolisian.
Misalnya, pelaku begal memperhatikan pola patroli lapangan yang dilakukan kepolisian. Seandainya didekati oleh polisi, pelaku akan berpura-pura sedang menunggu teman dan tidak membawa barang bukti mencurigakan.
"Kita harus lebih cerdas terhadap pelaku supaya bisa antisipasi," lanjutnya.
Selain mengerahkan anggota di beberapa titik yang dirahasiakan, kepolisian juga melakukan analisis, pencegahan, dan pengejaran terkait kasus begal. Polda Metro Jaya sendiri menurunkan tiga tim khusus dan tiap Polres di bawah wilayah hukum Polda Metro Jaya mengerahkan satu tim beranggotakan 12 petugas.
"Sifatnya dinamis, tergantung kebutuhan," jelas Martinus.
Selain memaksimalkan lini kepolisian, Martinus juga mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan tidak memberi kesempatan atau celah untuk pelaku melakukan serangannya.