Jumat 27 Feb 2015 06:40 WIB

BI NTT: Harga Beras Naik 10 Persen

Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) Naek Tigor Sinaga mengatakan, harga beras jenis premium untuk golongan menengah ke atas atau berkualitas mengalami kenaikan sejak Februari 2015, antara 5-10 persen.

Sementara harga beras jenis beras medium untuk masyarakat kelas menengah ke bawah naiknya bervariasi antara dua hingga tiga persen dari harga sebelumnya, yaitu RpRp 9.000 menjadi Rp 10.000, dan Rp 10.500 menjadi R p12.000 atau Rp 13.500," katanya di Kupang, Jumat (27/2).

Dia mengatakan, persentase itu diperoleh dari hasil survei yang dilakukan BI NTT terhadap 46 komoditas sekali dalam sepekan. "Beras sebagai salah satu komponen utama yang dipantau mengalami kenaikan harga, akibat distribusi yang tidak lancar dan ketersediaan stok di sentra-sentra produksi padi mengalami kekurangan," katanya.

Menurut dia, tidak lancarnya distribusi komoditi ini bisa dimaklumi karena cuaca ektrem, seperti hujan lebat disertai angin kencang sejak Januari hingga Februari mengakibatkan sarana transportasi memutuskanuntuk tidak berlayar.

Demikian pula, katanya, persediaan disentra-sentra produksi beras juga mengalami penurunan karena belum musim panenan dan karena itu sangat berpengaruh.

"Kenaikan harga beras ini telah menyumbang infalsi sekitar 0,4 persen sehingga masih dikatakan relatif stabil. Selain itu ada beberapa kebutuhan yang mengalami penurunan harga seihingga kami dari BI menargetkan pada bulan Februari 2015 NTT akan deflasi sebesar 0,3-0,5 persen," katanya.

Solusinya, kata dia, adalah penghematan dan oprasi pasar dari Budan Uursan Logistik untuk menanggulangi kelangkaan dan tingginya harga beras di pasaran umum, sehingga tidak menimbulkan keresahan.

Dia mengatakan, Pemerintah setempat harus meminta Bulog untuk terus melakukan operasi pasar hingga Maret 2015 atau hingga harga beras di pasaran menjadi normal untuk membantu meredam gejolak kenaikan harga beras di beberapa daerah produsen.

Kepala Bulog Divre NTT Miftahul Adha mengatakan telah menggelar operasi pasar secara serentak di seluruh wilayah NTT dengan pagu yang disediakan secara keseluruhan berjumlah 500 ton. Untuk Kota Kupang, katanya, disediakan 100-200 ton. Dan sedang dilaksanakan dibeberapa titk pasar tradisional yang ada di Kota Kupang dan di depan Perum Bulog Divre NTT.

"Harga beras untuk operasi pasar tetap pada harga Rp 7.400 per kilogram. Tidak ada batasan. Jika masih belum cukup akan kami distribusikan lagi," ujarnya.

Hingga akhir Februari, stok beras masih cukup untuk tiga bulan ke depan, yaitu sebanyak 25.500 ton tersedia di gudang dan 12.000 masih dalam proses perjalanan. Sehingga, bisa dikatakan stok beras miskin lebih dari aman dan dilakukan sampai dengan musim panen tiba, tegasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement