Sabtu 28 Feb 2015 11:59 WIB

Asap Cair Produksi Sulut Diminati di ASEAN

Seorang pekerja mengasapi kelapa yang akan dipisahkan dari bungkilnya untuk dijadikan kopra di Desa Toraranga, Kec. Ampibabo, kab. parigi Moutong, Sulteng, Minggu (27/5). Pengasapan tersebut dilakukan untuk memudahkan proses pemisahan kelapa dengan bungkil
Foto: Antara
Seorang pekerja mengasapi kelapa yang akan dipisahkan dari bungkilnya untuk dijadikan kopra di Desa Toraranga, Kec. Ampibabo, kab. parigi Moutong, Sulteng, Minggu (27/5). Pengasapan tersebut dilakukan untuk memudahkan proses pemisahan kelapa dengan bungkil

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pasar ASEAN sangat meminati produksi asap cair asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) karena kualitasnya sudah teruji.

"Saat ini banyak pasar domestik yang permintaannya terus berdatangan. Saat ini juga asap cair Sulut merambah pasar ASEAN, yakni ke Singapura," kata Koordinator Wirausaha Bank Indonesia (WUBI) Sulut Ivanry Matu, Sabtu (28/2).

Permintaan asap cair dari Singapura, katanya, merupakan peluang yang sangat bagus dalam meraup devisa bagi negara serta memberikan nilai tambah bagi petani kelapa dan turunannya di Sulut.

Selain Singapura, kata Ivanry, pihaknya juga akan mendorong agar asap cair Sulut bisa masuk ke semua negara ASEAN lain, juga ke seluruh Asia, Eropa dan Amerika.

Ivanry mengatakan permintaan dari Singapura yang cukup banyak membuat WUBI Sulut terpacu meningkatkan produksinya ke beberapa sentra kelapa yang ada di Sulut. Saat ini WUBI dan BI terus mengembangkan beberapa titik potensial asap cair sehingga permintaan pembeli dapat dipenuhi. Titik potensial itu terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondouw.

"Sekarang kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa dan Minahasa Tenggara sementara berproduksi arang tempurung sebanyak 50 ton dengan asap cair sebanyak 5.000 liter setiap bulan," katanya.

Selain Singapura, pasar domestik yakni dari Ambon, Jakarta, Yogjakarta dan Surabaya. Ivanry mengatakan sosialisasi dan pengembangan terus dilakukan sebagai tindak lanjut pengembangan produk pabrik asap cair dan arang tempurung.

Pembuatan liquid smoke atau asap cair dimulai dari bahan baku batok, atau tempurung yang sudah tua, lalu dimasukkan ke sebuah tungku khusus. Setelah pembakaran beberapa jam, dihasilkan asap cair pertama. Asap cair pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya menjadi jernih.

Produk ini terbukti mampu mengawetkan berbagai makanan, seperti ikan, daging, dan mi hingga dua bulan. Penggunaannya pun sangat mudah, yakni dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam makanan tersebut.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement