Senin 02 Mar 2015 19:18 WIB

Soal Merger, BSM Serahkan Pada Induk

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mengenai usulan merger antar bank-bank syariah BUMN, Bank Syariah Mandiri (BSM) menyerahkan urusan ini pada induk sebagai pemegang saham.

 

Ditanya mengenai usualan merger bank-bank syariah BUMN, Direktur Keuangan BSM Agus Dwi Handaya mengatakan saat ini BSM menggaris bawahi beberapa hal.

 

Pertama, BSM menyerahkan keputusan merger pada induk Bank Mandiri sebagai pemegang saham. ''BSM percaya dengan kemampuan Bank Mandiri melakukan perluasan bisnis anorganik dengan pengalaman merger dan akuisisi yang pernah mereka lakukan,'' kata Agus dalam diskusi dengan media, Senin (2/3).

 

Manajemen BSM saat ini fokus pada penguatan fundamental antara lain SDM, manajemen risiko dan peningkatan sistem teknologi informasi.

 

BSM juga bertekad tetap unggul di industri perbankan syariah. Hingga Desember 2014, pangsa pasar BSM untuk aset 24,58 persen, dana pihak ke tiga 27,46 persen, dan pembiayaan 24,65 persen.

 

Meski kinerja 2014 agak kurang bagus, pada 2015 ini BSM menargetkan pertumbuhan pembiayaan 14-16 persen, dana 10-12 persen, ROE 18-20 persen, wholesale turun dari 44 persen menjadi 25 persen dan pembiayaan ritel meningkat dari 56 persen menjadi 75 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement