Kamis 05 Mar 2015 15:13 WIB

Cara Rohaniawan Tolak Eksekusi Mati

Red: Esthi Maharani
Myu Sukumaran, anggota Bali Nine saat tiba di Nusakambangan, Rabu (4/3).
Foto: washingtonpost
Myu Sukumaran, anggota Bali Nine saat tiba di Nusakambangan, Rabu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pendeta Daniel Alexander mengharapkan eksekusi terhadap dua terpidana mati, termasuk anggota kelompok "Bali Nine" Andrew Chan dan Myuran Sukumaran maupun Okwudili Oyatanze tidak dilakukan. Mereka pun menunjukan penolakannya dengan tidak berkenan menjadi pendamping para terpidana.  

"Kami tidak siapkan pendamping (rohaniwan pendamping terpidana mati jelang eksekusi) karena kami tidak ingin itu (eksekusi) terjadi," kata Daniel di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (5/3).

Daniel mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan bimbingan rohani bagi warga binaan pemasyarakatan beragama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan.

Dia mengaku sangat mengenal Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Okwudili Oyatanze sehingga mengharapkan eksekusi tidak terjadi.

"Bukan hanya saya, orang lain juga menyuarakan itu (eksekusi terhadap duo 'Bali Nine' tidak terjadi). Orang salah, semuanya salah, tapi kita melihat bahwa seperti Okwudili sudah 10 tahun terakhir hidup mereka berguna," kata dia yang telah mengangkat Andrew Chan sebagai anak.

Ia mengatakan kepala lembaga pemasyarakatan menjadi saksi bagaimana warga binaan tersebut. Menurut dia, banyak warga binaan di Lapas Kerobokan, Bali, yang semula beringas menjadi berubah setelah ditangani Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Kendati demikian, dia mengaku belum bertemu kembali dengan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sejak mereka dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan pada Rabu (4/3).

"Saya terakhir bertemu mereka pada 15 Februari saat masih di Kerobokan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement