REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memeringati Hari Perempuan yang jatuh hari ini, Wakil Ketua Komnas Perempuan Masruchah mengatakan, ini adalah momen untuk menyuarakan aspirasi dan permasalahan perempuan.
Terutama, perihal belum adanya payung hukum yang mengatur soal diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Baik kekerasan fisik, maupun seksual.
Dia menejelaskan, pihaknya telah memeringati hari perempuan sejak 6 Maret lalu. Acara tersebut dilangsungkan dengan meluncurkan catatan yang berisi data soal kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2014. Meskipun begitu, kata dia, hari ini tetap ada beberapa kegiatan memeringati hari perempuan di berbagai daerah Indonesia.
Di Jakarta sendiri, terdapat aksi yang dilakukan mahasiswa di Bundaran Hotel Indoensia. Selain itu, aktivis-aktivis yang fokus terhadap masalah perlindungan pekerja rumah tangga juga membuat acara di Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Acara di TIM sore nanti rencananya akan dihadiri oleh Megawati Soekarno Putri," kata dia.
Masruchah berharap, peringatan hari perempuan ini menjadi momen agar peran perempuan bisa disetara dengan lelaki. Untuk itu, negara harus merespon aksi-aksi dan suara perempuan. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan payung hukum yang mengatur soal masalah-masalah perempuan, katanya.