REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana desa diperkirakan mulai cair pada April mendatang. Setiap desa rata-rata akan menerima dana sebesar Rp 750 juta, yang meliputi Dana Desa (DD) dari pemerintah pusat dan Alokasi Dana Desa (ADD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Kita ingin dana tersebut menjadikan desa lebih produktif, indikasinya kegiatan ekonomi di desa meningkat, masyarakat yang bekerja dan memiliki usaha bertambah, demikian pula pelayanan sosial desa juga makin berkualitas" ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar di Jakarta, Ahad (8/3).
Menurut dia, desa memiliki banyak potensi sumberdaya yang selama ini belum terkelola dengan baik, akibat minimnya dana atau faktor lainnya. Dana desa dapat didayagunakan untuk membiayai pengelolaan sumberdaya tersebut menjadi kegiatan usaha produktif yang menghasilkan manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun penambahan income kas desa.
"Seperti potensi sumberdaya air yang ada di desa, dana desa dapat dimanfaatkan untuk mengelolanya menjadi bisnis air bersih yang bisa memberikan pemasukan bagi kas desa, selain itu juga untuk pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa," ujar politikus PKB tersebut.
Dia mengingatkan, sangat penting adanya upaya peningkatan nilai tambah (add value) terhadap produk yang dihasilkan masyarakat desa. Nilai tambah bisa dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi produksi, pengolahan atau pengemasan modern.
Dia mencontohkan, buah-buahan hasil tanaman masyarakat desa seperti pisang. Jika dijual apa adanya, harganya satu tandan paling mahal Rp 25 ribu di pasar tradisional. Tapi, lanjut dia, jauh lebih mahal harga jualnya jika diolah menjadi keripik pisang dengan standar kehalalan dan kesehatan yang baik, diperkaya dengan menu rasa yang bervariasi, lalu dikemas secara menarik dengan merek tertentu.