Senin 09 Mar 2015 23:08 WIB

Begini Cara TNI di Padang Antisipasi Paham ISIS

Rep: c 70/ Red: Indah Wulandari
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Din Syamsuddin serta Said Aqil Siradj.
Foto: Puspen TNI
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Din Syamsuddin serta Said Aqil Siradj.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Makorem 032 Wirabraja Padang punya cara ampuh untuk mengantisipasi gerakan yang diduga sebagai bagian dari  kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sumatera Barat.

"Kami juga dapat perintah untuk memantau di wilayah masing-masing, jangan sampai ada teroris. Tapi untuk Sumbar (Sumatera Barat) belum terdeteksi," kata Danrem 032 Wirabraja Brigadir Jenderal Widagdo Hendro Sukoco, Senin (9/3).

Ia  mengatakan, informasi yang ia terima selama ini, ada lebih kurang 300-400 warga negara Indonesia yang berada di sekitar wilayah ISIS. Kekhawatiran yang ia rasakan adalah saat para WNI tersebut pulang ke tanah air.

Ia menjelaskan, dari anggotanya yang bertugas mengawasi masyarakat, belum ada laporan terkait indikasi ISIS. Ia mengaku telah berpesan kepada Dandim dan Babinsa untuk terus memantau aktivitas masyarakat.

"Di Sumbar ini (orang) rasional, kalau ada yang kurang perlu didukung buat apa ke sana jauh-jauh, apalagi yang merusak agama (Islam)," ujarnya.

Widagdo melanjutkan, antisipasi juga dilakukan dengan aparat kepolisian dan ormas-ormas Islam.

"Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan MoU (memorandum of understanding) dengan pesantren-pesantren, untuk menumbuhkan semangat nasionalisme," lanjutnya.

Ia menambahkan, pengajaran yang akan diberikan di pesantren, yaitu terkait dasar-dasar Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Selama ini, tambah dia, anggotanya yang berjumlah 88 orang telah masuk ke sekolah-sekolah negeri maupun swasta, dan lapas serta koordinasi dengan bupati/ walikota di 19 kabupaten/kota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement