REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Makorem 032 Wirabraja Padang punya cara ampuh untuk mengantisipasi gerakan yang diduga sebagai bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sumatera Barat.
"Kami juga dapat perintah untuk memantau di wilayah masing-masing, jangan sampai ada teroris. Tapi untuk Sumbar (Sumatera Barat) belum terdeteksi," kata Danrem 032 Wirabraja Brigadir Jenderal Widagdo Hendro Sukoco, Senin (9/3).
Ia mengatakan, informasi yang ia terima selama ini, ada lebih kurang 300-400 warga negara Indonesia yang berada di sekitar wilayah ISIS. Kekhawatiran yang ia rasakan adalah saat para WNI tersebut pulang ke tanah air.
Ia menjelaskan, dari anggotanya yang bertugas mengawasi masyarakat, belum ada laporan terkait indikasi ISIS. Ia mengaku telah berpesan kepada Dandim dan Babinsa untuk terus memantau aktivitas masyarakat.
"Di Sumbar ini (orang) rasional, kalau ada yang kurang perlu didukung buat apa ke sana jauh-jauh, apalagi yang merusak agama (Islam)," ujarnya.
Widagdo melanjutkan, antisipasi juga dilakukan dengan aparat kepolisian dan ormas-ormas Islam.
"Dalam waktu dekat, kami akan melaksanakan MoU (memorandum of understanding) dengan pesantren-pesantren, untuk menumbuhkan semangat nasionalisme," lanjutnya.
Ia menambahkan, pengajaran yang akan diberikan di pesantren, yaitu terkait dasar-dasar Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Selama ini, tambah dia, anggotanya yang berjumlah 88 orang telah masuk ke sekolah-sekolah negeri maupun swasta, dan lapas serta koordinasi dengan bupati/ walikota di 19 kabupaten/kota.