Rabu 11 Mar 2015 12:52 WIB

Ada Zat Berbahaya dalam Dunkin Donuts?

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Salah satu toko Dunkin Donuts di Jalan Pennsylvania, AS
Foto: Ibj.com
Salah satu toko Dunkin Donuts di Jalan Pennsylvania, AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dunkin Donuts Amerika Serikat (AS) akhirnya mengubah komposisi gula halus yang disebarkan di donat buatan mereka. Ini menyusul tekanan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di sana yang menyatakan gula halus Dunkin Donuts mengandung zat titanium dioksida.

Seperti dilansir time.com, zat ini dianggap berbahaya bagi tubuh konsumen Dunkin Donuts karena bisa menyebabkan kerusakan DNA dan kromosom. Zat titanium dioksida bisa berada di sunscreen, pasta gigi, dan cat. Namun pihak Dunkin Donuts AS bersikukuh bahwa titanium dioksida adalah nanomateri yang tidak dilarang Food and Drug Administration (FDA) AS.

Di Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku belum menerima laporan konsumen terkait perusahaan makanan siap saji Dunkin Donuts Indonesia yang menggunakan gula halus yang mengandung titanium dioksida.

Koordinator Pengaduan dan Hukum YLKI Sularsi mengatakan, belum ada konsumen Dunkin’ Donuts yang mengadu penggunaan gula halus yang mengandung titanium dioksida ke YLKI.  “Sejauh ini belum ada aduannya ke kami,” katanya kepada Republika, Selasa (11/3).

Meski demikian, pihaknya memahami, kebiasaan konsumen untuk mengadu memang sangat rendah. Jika memang ada pengaduan tersebut, YLKI memastikan akan menindaklanjutinya melapor ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau ke Dinas Kesehatan di daerah setempat.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Budi Djanu Purwanto mengatakan, pihaknya hanya berwenang untuk mengurusi pangan olahan dan obat-obatan.

“Sementara Dunkin Donuts itu makanan siap saji. Masalah itu di tangan pemerintah daerah atau provinsi,” katanya kepada Republika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement