REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengendus adanya upaya manuver dari pihak-pihak yang berseberangan dengan kebijakannya, dengan menggalakkan lagi program transmigrasi nelayan. Menurut Susi, program tersebut merupakan aksi manuver pihak-pihak yang tak menyukai kebijakan yang saat ini dibuat KKP.
"Dalam beberapa minggu terakhir, saya tahu beberapa pihak bermanuver dengan program transmigrasi nelayan. Saya tersinggung dengan cara cara seperti ini. Saya bicara mewakili negara Indonesia, negara besar yang tidak terbeli," jelas Susi di kantornya, Rabu (11/3).
Susi menilai, program itu berpotensi untuk menjadi kamuflase bagi masuknya kapal-kapal Thailand atau eks-Thailand. Kapal-kapal tersebut, lanjut Susi, akan dicat ulang dan digunakan untuk menangkap ikan secara besar-besaran di daerah yang ikannya masih melimpah.
Susi sendiri khawatir apabila program transmigrasi nelayan ini sengaja dibangkitkan lagi saat dirinya sedang gencar melakukan larangan pukat tarik di seluruh perairan Indonesia. Dia khawatir nantinya banyak nelayan yang justru akan melakukan praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan itu di daerah baru, mengingat perairan di bawah 12 mil dari garis pantai adalah kewenangan pemerintah daerah.
Secara khusus Susi pun berpesan kepada para pengusaha lokal di sektor perikanan dan kelautan untuk mewaspadai program transmigrasi nelayan. Pasalnya, apabila program itu berjalan maka kapal-kapal Thailand dikhawatirkan akan kembali marak.
"Saya mengerti pengusaha selalu berfikir untuk kesejahteraan, ekspansi, tapi mohon ilegal fishing yang dilakukan kapal asing jangan sampai saudara-saudara beli jalan, nanti anda yang rugi. Negara kita kata. Saya tidak bisa dibeli," ujar Susi.