REPUBLIKA.CO.ID, ALABAMA -- Sebuah lembaga Alabama telah menyelesaikan penyelidikannya tentang apakah Harper Lee (88), penulis "To Kill a Mockingbird", dimanipulasi untuk menerbitkan novel kedua setelah yang bersangkutan memastikan ia ingin novel itu dicetak.
Komisi Keamanan Alabama melakukan penyelidikan setelah keluhan tentang adanya pelanggaran hak orang lanjut usia, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times, terkait dengan rencana penerbitan novel "Go Set a Watchman."
"Kami memastikan bahwa Nona Lee, berdasarkan wawancara kami dengan dia, menyadari bahwa bukunya akan diterbitkan," kata Joseph Borg, yang mengepalai komisi itu. "Dia ingin itu dipublikasikan. Dia menyatakan hal itu dengan jelas."
Borg mengatakan komisi itu melakukan penyelidikan pada kasus itu atas permintaan dari Departemen Sumber Daya Manusia Alabama, yang bertugas untuk melindungi kelompok lanjut usia dari tindakan yang melanggar hak-hak mereka.
Pengacara Lee, Tonja Carter, telah menepis kekhawatiran yang dikemukakan publik, termasuk dari aktris Mia Farrow dan penulis Madeleine Davies, bahwa Lee dipaksa untuk menyetujui penerbitan bukunya. "Dia masih hidup dan beraktivitas dan bahagia sekali dengan reaksi atas 'Watchman'," kata Carter dalam sebuah pernyataan.
"Go Set a Watchman" ditulis sebelum "To Kill a Mockingbird," yang memberi Harper Lee Hadiah Pulitzer setelah publikasikan pada 1960 dan terjual lebih dari 30 juta buku serta telah diadaptasi menjadi sebuah film yang meraih penghargaan.
Buku baru itu, yang dijadwalkan diterbitkan pada 14 Juli, menampilkan kisah pengacara Atticus Finch 20 tahun setelah aksinya dalam "To Kill a Mockingbird," saat anak perempuannya yang telah dewasa, Scout, kembali untuk mengunjungi dia ke kota fiksi Maycomb, Alabama.