Selasa 17 Mar 2015 13:27 WIB

Peneliti: Kematian Arafat Normal

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Yasser Arafat
Foto: AP
Yasser Arafat

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Peneliti Prancis telah menganalisa kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat 2004 lalu yang diduga telah diracun.

Dilansir dari The Guardian Selasa (17/3) Jaksa asal Naterre, Paris mengatakan peneliti menemukan tidak adanya upaya kotor untuk membunuh Arafat. Temuan ini dipercaya oleh peneliti dari Rusia.

Jaksa Nanterre Catherine Denis mengatakan Peneliti Prancis yakin kandungan polonium 210 yang ditemukan di makam Arafat dan sampel adalah racun yang ada tersebar bebas di lingkungan.

Berbeda dengan tim peneliti dari Swiss yang mengatakan teori Arafat diracuni sesuai dengan hasil tes yang mereka lakukan. Sebuah pusat di kota Swiss Lausanne telah menguji sampel biologis yang diambil dari barang-barang pribadi Arafat.

Mereka menemukan tingkat racun polonium yang abrnormal. Toksik ini mengandung radioaktif yang tinggi.

Arafat meninggal dunia pada usia 75 tahun pada 11 November 2004 di Rumah Sakit Percy de Clamart, Paris. Arafat mengaku menderita sakit perut akhir Oktober saat berada di markasnya di Ramallah, Tepi Barat.

Suha, istri Arafat mengajukan tuntutan pada pengadilan di Nanterre tahun 2012. Dia menduga suaminya telah dibunuh.

Pengadilan kemudian memulai menyelidiki dengan membongkar makam Arafat selama beberapa jam. Peneliti yang bertugas berasal dari Prancis, Swiss dan Rusia.

Mereka berhasil mengumpulkan 60 sampel. Banyak warga Palestina percaya bahwa Israel meracuni Arafat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement