REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Komunitas "Banyungawan Bojanegara" Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berencana meminta Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian purbakala di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, yang pernah ada temuan fosil paus purbakala pada 2011.
"Permintaan penelitian purbakala kepada Balai Arkeologi Yogyakarta, masih kami koordinasikan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)," kata Ketua Komunitas "Banyungawan Bojanegara" Bojonegoro Nunung Dianawati, di Bojonegoro, Rabu (18/3).
Lebih lanjut ia menjelaskan Balai Arkeologi Yogyakarta akan memasukkan penelitian purbakala di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, dalam programnya, kalau memang usulan yang disampaikan diterima.
"Kami memilih Balai Arkeologi Yogyakarta, sebab kalau memang hasilnya positif kemungkinan bisa dilakukan ekskvasi," paparnya.
Menurut dia, lokasi temuan fosil paus purbakala di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, layak diteliti untuk menentukan kemungkinan dilakukan ekskavasi, karena fosil paus yang ditemukan belum sempurna.
Ia memperkirakan fosil paus yang ditemukan di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, panjangnya hanya sekitar 3 meter.
Padahal, lanjut dia, fosil paus yang pernah ditemukan di dunia, panjangnya berkisar 8-11 meter. "Jelas kemungkinan masih ada fosil paus yang tertinggal di sekitar lokasi temuan," katanya, menegaskan.
Ia juga menegaskan fosil yang ditemukan Supangat di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang pada 2011 itu, memang benar fosil ikan paus.
"Kepastian itu kami terima dari seorang ahli arkeologi asal Bandung, yang pernah melakukan penelitian fosil temuan Supangat," kata alumnus Universitas Udayana Bali, Fakultas Arkeologi itu.
Penemu fosil paus purbakala asal Temayang, Supangat menjelaskan fosil paus yang pernah ditemukan di dunia hanya di empat lokasi, salah satunya di Mesir. "Temuan fosil paus saya ini satu-satunya di Asia, sehingga layak memperoleh perhatian," ucapnya, menegaskan.