Jumat 20 Mar 2015 07:47 WIB

ISIS tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan

Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan maraknya sinyalemen keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia, termasuk ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Tidak ada pengaruhnya dengan keberadaan ISIS," katanya saat menghadiri seminar pariwisata dalam rangka menyambut program "Tambora Menyapa Dunia" di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Kamis, (19/3).

Menurut dia, dalam industri pariwisata yang terjadi adalah hubungan sosial dan kultural, karenanya kunjungan wisatawan tidak akan terganggu dengan hanya urusan politik.

Ia mengatakan dunia pariwisata ibaratkan hubungan dalam sebuah keluarga. Dimana ketika ibu dan ayah saling bertengkar, sementara anak asik bermain kelereng, yang terjadi dan tergambar justru anak tidak terpengaruh dan terganggu dengan keadaanya orang tuanya.

"Jadi seperti itulah yang terjadi di pariwisata," katanya.

Menurut Arief Yahya hal ini juga sama ketika pemerintah Australia memberikan "travel warning" kepada warganya untuk tidak berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali menyusul rencana eksekusi mati dua warganya, yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Sampai saat ini tidak ada pengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke Bali, apa lagi Indonesia, bahkan pada Desember 2014 tingkat kunjungan kita meningkat," tegas Arief Yahya.

Sebelumnya Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komjen Badrodin Haiti yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri menyebutkan selain di Poso, Sulawesi Tengah, kantong simpatisan kelompok ISIS juga terdapat di daerah lain.

"Tidak hanya Poso yang menjadi kantong ISIS," katanya.

Ia menyebutkan sejumlah wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan juga ditengarai menjadi kantong simpatisan ISIS.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement