REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Surabaya, M Romahurmuzy mengatakan pihaknya tetap membuka pintu islah dengan kubu Djan Fariz.
"Kami tidak akan menutup islah, partai membuka tergantung kerelaan saudara kita (kubu Djan Faridz) disana. Apakah mau bergabung atau tidak, tawaran sudah disampaikan dan ada keleluasaan di kepengurusan," ujarnya di Kota Mataram, Sabtu (21/3).
Ia melanjutkan, pihaknya juga akan mengakomodir kubu Djan Fariz untuk duduk di kepengurusan. Namun posisi yang diberikan untuk kubu Djan Fariz diluar posisi ketua dan sekretaris jenderal.
Sebab hal itu sudah termaktub dalam AD/ART PPP, dimana Ketua dan Sekjend tidak bisa diduduki oleh kader partai yang belum genap menjalankan satu kepengurusan di DPP. "Kalau tetap keukeuh ingin jadi ketua ya kita lakukan doa," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya akan merangkul kepengurusan di tingkat DPW dan DPD dan tidak mengubah kepengurusan. Meskipun terdapat loyalis PPP kubu Djan Fariz karena persoalan PPP terjadi di pusat dan tidak akan melebar ke daerah.
Romi mengatakan terkait desakan dilakukan muktamar kembali, dirinya mengaku muktamar PPP bisa diselenggarakan untuk lima tahun sekali. Jika, muktamar dilakukan maka hanya akan menciptakan kelompok ketiga.
Ia menambahkan, dalam kepemimpinannya, PPP ingin dibawa menduduki empat besar di pemilihan tahun 2019 serta, dalam jangka panjang menjadi dua besar di tahun 2024.
"Cara salah satunya dengan teknologi informasi dan menyasar kalangan muda," katanya.