REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polisi Sektor Ciracas Jakarta Timur Kompol Djitu Martono mengklarifikasi tindak kejahatan perampokan yang menimpa seorang warga setempat, M Rahmat (54), Sabtu (21/3) sore. Martono menyebut komplotan yang menyerang Rahmat yang dikenal sebagai juragan beras tersebut bukan begal.
"Bukan begal, itu tindak kekerasan. Sejauh ini di Ciracas tidak ada kasus begal," ujar Martono saat dihubungi ROL, Sabtu (21/3). Ia menambahkan, perkembangan kasus tersebut masih belum ditangani lebih dalam.
Sementara penanganan korban sejauh ini masih tahap otopsi. "Baru otopsi, setelah itu dimakamkan, kalau urusan komplotan pelaku tentu akan terus kita kejar," tambahnya.
Sebelumnya sekelompok orang yang ditengarai berjumlah empat orang telah menembak mati M Rahmat. Pelaku yang langsung kabur itu saat ini masih dalam pengejaran kepolisian.
Perampokan tersebut terjadi sekitar pukul 18.30 WIB di Jalan Raya Bogor km 25 di depan Naga Swalayan, Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Saat itu korban tengah melakukan perjalanan pulang ke rumahnya yang belamat di Jalan Beli RT 011/09 Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jaktim.
Korban mengalami luka tembak pada pinggang kiri dan luka bacok di lengan kiri dan meninggal dunia di RS Polri. Berdasar keterangan saksi Adi Muhtar dan Arif, saat korban dipepet dua motor, terdengar suara tembakan dua kali. Kemudian salah satu pelaku mengambil tas milik korban.