REPUBLIKA.CO.ID, ADEN, YAMAN -- Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi mendesak semua faksi politik agar kembali melakukan dialog. Hak itu terkait, kemungkinan kian parahnyanya kondisi politik dalam negeri yang berujung pada perang saudara.
"Saya menyeru pasukan keamanan dan militer agar berkomitmen pada keabsahan dan kehormatan militer. Saya menyeru mereka agar melaksanakan instruksi sah yang kami keluarkan, pemimpin sah, dan memelihara persatuan dan keabsahan negara kita," kata Hadi dalam pidato peratamanya yang disiarkan stasiun TV Aden, seperti dikutip Xinhua.
Tak lupa, ia juga meminta semua pihak mematuhi Gagasan Teluk dan hasil dari konferensi dialog nasional, yang telah disepakati. Ia menuntut gerilyawan Al-Houthi agar mengembalikan semua senjata yang mereka rampas dari tentara.
Sementara itu Juru Bicara kelompok Syiah Al-Houthi, Mohammed Abdulsalam di dalam pernyataan singkat yang disiarkan di jejaring kelompok tersebut mengatakan Hadi telah kehilangan keabsahan.
Kondisi keamanan memburuk secara tajam di Yaman sejak awal Maret, ketika konflik meletus di beberapa provinsi di bagian selatan negeri itu.
Kelompok Al-Houthi merebut Sana'a pada September 2014, setelah bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan dan militer. Pada 6 Februari, Al-Houthi mengumumkan pembentukan dewan presiden dan dewan nasional guna menggantikan presiden dan parlemen, tindakan yang ditolak oleh semua partai politik Yaman.
Kelompok Al-Houthi menolak untuk mengakui keabsahan Hadi setelah ia menyelamatkan diri ke Aden.