Selasa 24 Mar 2015 13:01 WIB

Pembangunan Kota Cerdas tak Bisa Lepas dari Pemerintah

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rektor ITB yang baru Kadarsah Suryadi (kanan), Akhmaloka (kiri) dan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Betti Alisjahbana (tengah) pada pelantikan Rektot ITB yang baru di Aula Barat Kampus ITB, Jl Ganeca, Kota Bandung, Selasa (20/1).(Edi Yusuf/Republika)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Rektor ITB yang baru Kadarsah Suryadi (kanan), Akhmaloka (kiri) dan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Betti Alisjahbana (tengah) pada pelantikan Rektot ITB yang baru di Aula Barat Kampus ITB, Jl Ganeca, Kota Bandung, Selasa (20/1).(Edi Yusuf/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah Menteri Kabinet Kerja Berkumpul di Ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC) untuk berdialog membahas Indeks Kota Cerdas di hadapan para Wali Kota se-Indonesia pada Selasa (24/3). Mereka akan bersama-sama membahas posisi kebijakan indeks, menyusun strategi dan sinergi agar pemerintah dapat berkontribusi besar dalam peningkatan indeks tersebut.

Hadir dalam acara tersebut Menteri PPN dan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menkominfo Rudiantara, Meneri PU-Pera Basuki Hadimuljono dan Menteri ESDM Sudirman Said. Dimoderatori oleh pengamat tata kota Yayat Supriatna, dialog disaksikan 98 wali kota, Rektor ITB Kadarsah Suryadi, Dirut PGN Hendi Prio Santoso dan CEO Kompas Gramedia Agung Adi Prasetyo.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyebut, Indeks Kota Cerdas berkaitan dengan penerapan teknologi, tata kelola dan manusia yang satu sama lain saling mendukung. "Makanya ITB membuka program open inovation lab yang merupakan wadah kegiatan pengembangan kota cerdas," katanya.

Dalam praktiknya, pencapaian kota cerdas perlu melibatkan kesediaan pemerintah, komunitas dan masyarakat dalam memulai penelitian kota cerdas secara bersama-sama. "Ini semoga dapat jadi langkah awal menciptakan kota yang sehat, bebas macet dan berdaya saing tinggi," katanya.

Dirut PGN Hendi Prio Santoso mengungkapkan, dengan adanya indeks kota cerdas, pemerintah diharapkan segera melanjutkan realisasi konektivitas energi gas agar sentra industri yang ada di kota menjadi lebih maju. Sebab gas selama ini telah digunakan untuk beragam sumber usaha di kota di bidang industri kecil, dan besar maupun rumah tangga.

"Gas bumi adalah produk kita sendiri yang harus didukung, selain itu, konversi dari minyak ke gas karena ia energi yang ramah lingkungan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement