REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Naturalisasi pemain asing dinilai bukan satu-satunya solusi bagi Timnas Indonesia untuk mencapai prestasi di kancah Asia atau dunia. Penilaian itu disampaikan mantan pemain Persipura Jayapura era 1980-an yang kini jadi pengamat sepak bola, Nico Dimo.
"Timnas senior Indonesia mengumpulkan pemain naturalisasi itu bukan solusi untuk tembus Piala Dunia atau even lainnya," kata Nico Dimo di Kota Jayapura, Papua, Kamis (26/3) malam.
Kompetisi Liga Super Indonesia yang dikatakan telah memiliki nilai jual bagus, menurut dia, ternyata dijadikan proyek pencetakan pemain nasional bagi pemain asing lewat naturalisasi oleh induk olahraga sepak bola atau PSSI. "Ini memalukan," kritiknya.
"Kenapa kita tidak belajar kepada Jerman, Belanda dan Spanyol atau Italia yang membentuk tim lewat materi pemain yang dipanggil ke timnas, berdasar dari klub yang juara di level kompetisi lokal negara mereka," katanya.
Tapi di Indonesia, lanjut Dimo, lebih mengutamakan memilih pemanggilan pemain naturalisasi. Padahal banyak talenta-talenta sepak bola di Tanah Air yang seharusnya diberikan kesempatan bermain di timnas.
"Bagi saya, ini memalukan anak negeri sendiri. Harapannya hal ini bisa menjadi masukkan bagi PSSI. Saya mengkritik untuk membangun bukan lainnya. Saya ingin Timnas kita berjaya dengan anak-anak negeri sendiri," katanya.