REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Latihan Perang Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI berlangsung di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Saat ini, latihan perang yang merupakan agenda tahunan TNI itu telah memasuki tahap persiapan, termasuk adanya pergeseran-pergeseran pasukan dari semua unsur yang terlibat dalam latihan tersebut.
Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen TNI Fuad Basya. Menurutnya, latihan PPRC sudah melewati tahap perencanaan, terutama soal taktik dan strategi yang digunakan. Kini latihan yang juga melibatkan satuan pasukan khusus di tiga angkatan itu sudah memasuki tahap persiapan.
Dalam tahap ini sudah dilakukan pergeseran pasukan dan alutsista pendukung ke lokasi latihan. ''Unsur laut sudah bergerak, nanti disusul dari unsur darat dan unsur udara pada hari H,'' ujar Fuad kepada Republika lewat sambungan telepon, Kamis (26/3).
Perwira tinggi bintang dua TNI AD itu menambahkan setelah melewati berbagai tahapan itu, latihan PPRC akan mencapai puncaknya pada 31 Maret mendatang. Pada saat itu, semua unsur yang terlibat akan langsung turun dan menjalankan semua taktik dan strategi seusai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Terkait penggunaan peluru tajam dalam latihan itu, Fuad mengakui, dalam setiap latihan terutama latihan yang berskala besar seperti PPRC pihaknya memang menggunakan peluru tajam. Hal ini dilakukan agar prajurit dan personel TNI yang terlibat dalam latihan terbiasa dengan kondisi asli pada saat perang.
''Latihan itu kan sebenarnya dilakukan agar sebisa mungkin mendekati kondisi sebenarnya,'' lanjutnya.
Dalam latihan itu nantinya juga dilihat bagaimana kesesuain gerak dengan skema operasi yang dilakukan pada medan tempur sebenarnya. Namun, Fuad memastikan peluru-peluru tajam itu tidak akan diarahkan ke pemukiman-pemukiman penduduk atau bangunan yang sudah ada.
Tapi bakal diarahkan ke daerah yang kosong. Selain itu, ada target yang memang telah disiapkan sebelumnya, seperti pesawat yang sudah tidak terpakai. ''Jadi menembaknya ke ruang kosong atau ke objek tertentu agar bisa sesuai kondisi sebenarnya,'' ujarnya.