REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Prancis telah mengumumkan hasil penyelidikan awal menunjukkan kopilot Germanwings, Adreas Lubitz (28), mengunci diri di dalam kokpit saat pesawat akan jatuh. Lubitz diketahui sengaja menabrakkan pesawat ke Pegunungan Alpen sehingga 150 penumpangnya tewas.
Lubitz diketahui tidak memiliki ikatan terorisme atau ekstrimis, meskipun para penyidik sampai saat ini masih melakukan penyelidikan.
"Sejauh ini alasan mengapa kopilot memilih untuk melakukan hal itu belum diketahui. Orang-orang yang bunuh diri biasanya melakukannya sendirian, hingga saya tidak menyebutnya bunuh diri," kata jasa Marseille, Brice Robin, seperti dikutip Quartz, Kamis (26/3).
Berikut beberapa kisah yang sama dengan yang dilakukan oleh kopilot Germanwings tersebut.
Pada 2013, pesawat Mozambik Airlines dijatuhkan dengan sengaja oleh salah satu pilot. Sedangkan, pilot lainnya terkunci di luar kokpit dan menggedor pintu dari luar. Dalam peristiwa tersebut, 33 penumpang pesawat tewas.
Pada 1999, sebuah pesawat Egypt Air yang melakukan penerbangan dari New York ke Kairo jatuh di Samudera Atlantik. Penyelidikan mengatakan, pilot pesawat tersebut bermaksud ingin menurunkan pesawat, yang akhirnya malah menewaskan 216 penumpangnya.
Pada 1997, penerbangan Silk Air dari Indonesia ke Singapura jatuh setelah mengalami penurunan ketinggian yang cepat dan menewaskan 104 orang. Pemerintah Indonesia tidak pernah mengemukakan penyebab resmi kecelakaan tersebut, tetapi Lembaga Keselamatan Transportasi Nasional, Amerika Serikat, mengatakan kecelakan itu hasil dari uji coba bunuh diri pilot.
Meskipun ada beberapa kasus, bunuh diri saat mengemudikan pesawat dinilai masih sangat jarang. Data Federal Aviation Administration, mengatakan pada kurun waktu 2003-2012, dari 2.758 kecelakaan penerbangan, ada delapan kecelakan yang disebabkan bunuh diri pilot.