Sabtu 28 Mar 2015 13:53 WIB
Germanwings Jatuh

Depresi Co-pilot Germanwings tak Bisa Diremehkan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Satya Festiani
Petugas melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat Airbus A320 maskapai Germanwings di Seyne-les-Alpes, pegunungan Alpen, Prancis, Kamis (26/3).
Foto: Reuters/Emmanuel Foudrot
Petugas melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat Airbus A320 maskapai Germanwings di Seyne-les-Alpes, pegunungan Alpen, Prancis, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Motif co-pilot Germanwings Andreas Lubitz menjatuhkan pesawat di Pegunungan Alpen masih menjadi teka-teki. Meskipun banyak pihak menilai Lubitz mengalami gangguan mental.

Kepala Eksekutif Mental Health Charity Sane, Marjorie Wallace mengatakan, terdapat ribuan orang yang didiagnosis mengalami depresi, termasuk pilot yang memegang tanggungjawab sangat besar untuk memastikan keselamatan para penumpangnya.

"Kami tidak tahu depresi apa yang dialami oleh Lubitz sehingga melakukan aksi yang sangat ekstrim. Namun hal ini tidak boleh diremehkan," kata Wallace.

Namun sebenarnya berbahaya juga mengaitkan antara kesehatan mental dengan kecelakaan pesawat. Ini membuat orang merasa takut untuk menceritakan apa yang terjadi pada diri mereka.

Konsultan Psikiater Spesialis  Gangguan Mood, Dr Paul Keedwell mengatakan, masalah kesehatan mental tidak cukup untuk menjelaskan tragedi Germanwings. "Di antara kasus bunuh diri, hanya 40 sampai 60 persen pelakunya mengalami depresi," ujarnya.

Lubitz sendiri sukses melewati beberapa tes sehingga dia dinilai pantas menerbangkan pesawat. Namun rupanya dia menyembunyikan penyakit mental yang dideritanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement