REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Motif co-pilot Germanwings Andreas Lubitz menjatuhkan pesawat di Pegunungan Alpen masih menjadi teka-teki. Meskipun banyak pihak menilai Lubitz mengalami gangguan mental.
Kepala Eksekutif Mental Health Charity Sane, Marjorie Wallace mengatakan, terdapat ribuan orang yang didiagnosis mengalami depresi, termasuk pilot yang memegang tanggungjawab sangat besar untuk memastikan keselamatan para penumpangnya.
"Kami tidak tahu depresi apa yang dialami oleh Lubitz sehingga melakukan aksi yang sangat ekstrim. Namun hal ini tidak boleh diremehkan," kata Wallace.
Namun sebenarnya berbahaya juga mengaitkan antara kesehatan mental dengan kecelakaan pesawat. Ini membuat orang merasa takut untuk menceritakan apa yang terjadi pada diri mereka.
Konsultan Psikiater Spesialis Gangguan Mood, Dr Paul Keedwell mengatakan, masalah kesehatan mental tidak cukup untuk menjelaskan tragedi Germanwings. "Di antara kasus bunuh diri, hanya 40 sampai 60 persen pelakunya mengalami depresi," ujarnya.
Lubitz sendiri sukses melewati beberapa tes sehingga dia dinilai pantas menerbangkan pesawat. Namun rupanya dia menyembunyikan penyakit mental yang dideritanya.