REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 12 WNI yang ditangkap di Turki telah kembali ke Indonesia. Rencananya, ke-12 WNI yang diduga ingin bergabung dengan kelompok ISIS tersebut akan mendapatkan pembinaan atau rehabilitasi di Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kemungkinan ke-12 WNI tersebut belum melakukan tindakan apapun di Turki meski diduga ingin bergabung dengan ISIS.
"Ya tentu pemikirannya seperti itu. Tapi belum tentu dia sudah berbuat sesuatu. Hanya ingin bergabung," kata Kalla di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (29/3).
Pemerintah pun akan memberikan bantuan program rehabilitasi terhadap para WNI tersebut agar pemahaman radikal mereka dapat diluruskan.
Namun, pemerintah tak dapat memberikan hukuman kepada para WNI itu sebab mereka belum melakukan tindakan yang melanggar aturan. "Melanggar perbuatan iya, tapi tidak berbuat sesuatu apanya yang mau dihukum," jelas dia.
Ke-12 WNI tersebut merupakan bagian dari rombongan yang dinyatakan hilang di Turki dan telah ditahan oleh otoritas setempat.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto, mereka akan dibina dan masuk dalam program deradikalisasi yang turut melibatkan sejumlah pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan ulama. Dengan program deradikalisasi ini diharapkan dapat memulihkan pemahaman yang radikal.