REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani Surabaya segera membangun gedung lima lantai di sisi utama rumah sakit itu mulai Mei mendatang.
"Kami harapkan pada harlah ke-41 sudah bisa diresmikan dan digunakan bagi pasien," kata Ketua Umum Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) Prof. Mohammad Nuh di Surabaya, Ahad.
Di sela puncak perayaan hari uang tahun ke-40 rumah sakit itu, dia menjelaskan, pembangunannya akan menelan anggaran Rp 20 miliar yang diambil dari dana Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis).
"Pasien RSI selalu membeludak, bahkan pasien BPJS sangat banyak, kadang kalau disatukan dengan pasien umum, tidak bisa menampung. Oleh karena itu, sekarang kami pisah tempatnya agar pasien sama-sama merasa nyaman," katanya.
Lima lantai gedung sisi utara itu, kata Direktur RSI Ahmad Yani dr. Samsul Arifin MARS, untuk lantai satu akan digunakan untuk kegiatan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
Lantai dua, untuk layanan cuci darah atau hemodialisis yang nantinya akan menyediakan 30 tempat tidur, sedangkan untuk lantai tiga, empat, dan lima untuk rawat inap VIP dan VVIP sebanyak 50 kamar.
"Layanan hemodialisis alhamdulillah sudah ada. Cuma sekarang masih ada lima tempat tidur. Jelas ini masih kurang karena pasien cuci darah, khusus BPJS, sudah mulai membeludak," katanya.
Untuk sementara karena dalam pembangunan, kata dia, layanan RSI Ahmad Yani dialihkan ke gedung lama, khususnya layanan farmasi, kasir, dan BPJS.
Namun, setelah gedung lima lantai itu selesai, lanjut dia, seluruh layanan akan dipindah ke sana.
Gedung lama yang menghadap ke Jalan Raya Ahmad Yani, kata dia, akan dibongkar dan dibangun gedung sembilan lantai.
"Kalau yang sembilan lantai ini kami siapkan Rp60 miliar. Semua dana swadaya dan mandiri dari yayasan dan dari umat," katanya.