REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs Islam yang diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), gemaislam.com membantah berita yang mereka sajikan mengajak para tindakan radikalisme. Justru mereka mengklaim berita yang diturunkan adalah yang mengingatkan pembacanya akan bahaya radikalisme, termasuk kelompok ISIS.
Perwakilan sekaligus redaktur gemaislam.com, Budi Marta Saudin mengaku kaget ketika dituding memberitakan isu-isu radikalisme, termasuk ISIS. “Padahal kami dekat dengan pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kemudian, pada Agustus 2014 kami mengadakan seminar bahaya ISIS dan terorisme,” ujarnya, saat rapat dengar dengan Kemenkominfo di Jakarta, Selasa (31/3) sore.
Gemaislam.com juga mengundang BNPT Arab Saudi untuk menjadi pembicara dalam seminar tersebut. Tak hanya itu, gemaislam.com pun mengundang tokoh agama asal Yordania yang menolak ISIS, Syaikh 'Ali Hasan Bin 'Abdul Hamid Al-Halabi dan pihaknya menulis pernyataan Ali mengenai ISIS apa adanya.
“Kami hanya website biasa. Siang malam saya mengingatkan bahaya ISIS dan sebagainya, tetapi kemudian kami dituduh,” katanya. Ia mempertanyakan apakah orng yang kontra atau menolak ISIS dituduh menjadi pendukung.