REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seorang relawan lokal tewas di Yaman. Sayangnya, ia tidak bisa mendapat bantuan untuk diterbangkan karena kurangnya keamanan.
Komite Internasional Palang Merah menyerukan penghapusan halangan untuk mengirimkan bantuan dan para relawan kemanusiaan diizinkan untuk bekerja dengan aman di Yaman. Adalah Omar Ali Hassam, salah seorang relawan Bulan Sabit Merah yang telah ditembak mati di selatan provinsi Al Dhaela saat tengah mengevakuasi korban luka, Senin (30/3) waktu setempat.
ICRC mengatakan, sebuah pesawat berisi obat-obatan dijadwalkan tiba di Yaman pada Selasa (31/3), tapi upaya untuk merundingkan kedatangan dengan aman telah gagal. Obat-obatan tersebut diperkirakan cukup untuk mengobati 1.000 orang.
Pemimpin ICRC di Yaman, Cedrid Schweizer mengatakan, banyak korban di seluruh negeri. Adanya serangan udara di utara, barat dan selatan, dan juga bentrokan antara kelompok-kelompok bersenjata menentang Yaman di pusat dan selatan menjadi penyebab jatuhnya korban di Yaman.
"Mereka yang terluka perlu mendapatkan perawatan yang layak, sangat penting bagi kami memberikan obat-obatan yang mendesak dan pembedahan," ujarnya dikutip dari AFP, Selasa (31/3).
Sebuah tim bedah ICRC dijadwalkan tiba tidak lama lagi di kota Aden. Sejauh ini, kota tersebut merupakan kota dengan korban terbanyak.
Serangan di Yaman dilakukan oleh koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Serangan tersebut ditujukan kepada kelompok Houthi di Yaman sejak Kamis pekan lalu. Setidaknya, 200-an orang terluka dan puluhan orang yang tewas telah menjadi korban dalam serangan tersebut.