REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembayaran tiket Kereta Rel Listrik (KRL) berubah dari per 1 April sampai ke akhir 2015. Jika sebelumnya perhitungan menurut stasiun, yaitu per lima stasiun Rp 2.000, tiga stasiun berikutnya akan dikenakan tambahan biaya Rp 500.
Namun, sejumlah pengguna KRL berharap perubahan cara bayar tarif KRL juga dibarengi dengan pelayanan yang baik. "Karena, seringnya jadwal KRL yang tertunda," ujar Karyawan Bank Swasta, Heri Kuswanto, kepada ROL, Rabu (1/4).
Hery mengutarakan, Rabu ini, dari Stasiun Bogor ke Stasiun Soedirman, tarif naik Rp 1.000. Semula harusnya hanya Rp 4.000 menjadi Rp 5.000.
Dari sisi jadwal, ia meminta harus lebih baik dan jangan sampai ada kereta yang telat lagi. Kereta yang ditunda, terus dibatalkan. "Kalau telat bisa setengah jam, bisa satu jam," ucap dia.
Jika KRL telat datang ke Stasiun Soedirman, Hery mengaku harus naik ke Stasiun Jakarta Kota untuk kemudian ke Stasiun Manggarai. "Kalau dari Bogor ke Soedirman jarang. Tidak apa-apa harga segitu, asal pelayanannya lebih baik," imbuhnya.
Kritikan juga datang dari Aldi (27 tahun). Ia mengungkapkan mulai Rabu ini uang jaminan naik KRL awalnya Rp 5.000 jadi Rp 10 ribu. "Agak kaget di uang jaminan naik," kata dia.