REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Perusahaan Umum Badan Urusan Lgistik (Bulog) Divisi Regional Sulawesi Tenggara akan semakin selektif dalam membeli beras petani lokal di daerah itu.
Kepala Divre Bulog Sultra, Ramli Hasan mengatakan upaya itu dilakukan agar kualitas beras yang disalurkan kembali ke masyarakat bisa terjamin.
"Saat ini ada keluhan dari masyarakat tentang adanya kasus raskin yang dinilai tidak layak konsumsi tersebar ke warga. Ini bisa jadi saat membeli di petani ada yang terselip kualitas tidak bagus, sehingga saat disalurkan kembali yang disalahkan Bulog," kata Ramli, Jumat (3/4).
Bulog, kata Ramli, menginstruksikan pengusaha mitra pengadaan beras Bulog agar memperketat uji kualitas beras yang dibeli ke petani dan jangan hanya berorientasi pada kuantitas pengadaan tetapi diutamakan kualitas.
Apalagi saat ini, lanjut Ramli, harga pembelian pemerintah (HPP) beras sudah mengalami peningkatan dari Rp6.600 per kilogram naik menjadi Rp7.300 per kilogram.
"Lumayan, ada kenaikan harga pembelian pemerintah sebesar Rp700 per kilogram dari harga sebelumnya. Dengan harga pembelian tersebut, diharapkan para petani bisa menjaga kualitas berasnya," kata dia.
Menurut dia, target awal pembelian beras petani lokal tahun ini hanya 25.000 ton, tetapi itu bisa lebih jika produksi beras petani meningkat.
"Berapapun yang diproduksi petani dan dijual ke Bulog akan dibeli dengan harga terbaru, asalkan beras yang dijual petani tersebut memenuhi kualitas standar," katanya.