REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang asongan dengan banyaknya pembeli.
Dicky (25 tahun), penjual makanan ringan cilok saat melayani pembeli di depan Pos Polisi Gadog, mengaku setiap kali macet di jalur Puncak penjualan bisa meningkat dari hari biasanya mencapai 800 biji.
"Kalau hari biasa kadang laku 200 sampai 300 biji. Tapi kalau hari libur pas lagi macet bisa habis 500 bahkan sampai nambah 300 biji untuk malamnya," kata Dicky.
Pria asal Cianjur itu mengaku sudah sembilan tahun berprofesi sebagai penjual cilok. "Kalau sehari-hari biasa dapat untung Rp 50 ribu, tapi kalau libur tidak tentu bisa sampai R p200 ribu," katanya.
Selain penjual Cilok, pedagang asongan lainnya juga ikut mendapatkan berkah macet dengan menjual tahu Sumedang, kacang rebus, jagung, rokok, dan kopi atau teh.
Kehadiran pedagang asongan ini cukup membantu masyarakat yang terjebak kepadatan sejak pagi untuk berbelanja makanan menghalau lapar atau sekadar membeli camilan.
Warga yang ingin berlibur ke Puncak juga tidak mempermasalahkan kemacetan karena sudah memprediksi akan terjadi kepadatan arus saat libur panjang.
"Kita sudah bersiap diri. Sudah tahu pasti akan macet. Kita ingin liburan jadi santai aja," kata Wiwik dari Surabaya.
Wiwik berangkat bersama tujuh orang anggota keluarganya dari wilayah Ciputat, Tangerang Selatan sejak pukul 05.00 WIB. Ia berencana berlibur ke Taman Safari Indonesia (TSI).
Hingga berita ini diturunkan arus lalu lintas di jalur Puncak masih terpantau padat. Kepadatan sudah terlihat di depan Pos Polisi Gadog. Antrean kendaraan dari arah tol menuju Jakarta masih terus bergerak.