REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hanya dalam waktu dua pekan perang Yaman, PBB sudah mencatat ada 519 orang tewas dan hampir 1.700 terluka. Hal tersebut disampaikan oleh kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Valerie Amos pada Kamis (2/3).
Fakta tersebut dinilainya sebagai tanda bahaya bagi warga di negara tersebut. Ia pun mengaku sangat prihatin atas keselamatan warga, yang terperangkap dalam pertempuran sengit, dan meminta pihak bersenjata melakukan yang terbaik untuk melindungi rakyat jelata Yaman.
"Yang terlibat dalam pertempuran harus memastikan bahwa rumah sakit, sekolah, kampung pengungsi dan pengungsi serta prasarana warga, terutama di daerah berpenduduk, tidak menyasar atau menggunakannya untuk tujuan ketentaraan," kata pernyataan Amos.
Kekerasan meningkat tajam di Yaman menyusul serangan udara pimpinan Saudi sejak 26 Maret untuk menghentikan kemajuan pemberontak Syiah Houthi, yang memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi lari ke Arab Saudi.