REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kelompok bersenjata Al-Shabab kembali mengancam akan melakukan serangan di Kenya. Ancaman ini disampaikannya setelah kelompok militan tersebut melakukan penyerangan serta pembunuhan terhadap 148 orang di sebuah universitas di Kenya.
Dilansir dari Aljazeera, kelompok tersebut mengeluarkan pernyataan ancamannya terhadap warga Kenya. Mereka mengancam, di negeri tersebut akan terus menerus terjadi pertumpahan darah.
"Tak ada langkah keamanan atau pencegahan yang dapat menjamin keamanan anda, menggagalkan serangan lainnya atau mencegah pertumpahan darah lainnya yang akan terjadi di kota anda," tulis pernyataan tersebut.
Sebelumnya, empat kelompok militan al-Shabab telah menyerang kampus Garissa. Serangan ini merupakan serangan berencana dan diakui sebagai serangan balas dendam atas keterlibatan Kenya dalam misi Uni Afrika di Somalia melawan al-Shabab.
Menteri Dalam Negeri Kenya mengatakan, dari 148 korban yang tewas, 142 diantaramya merupakan mahasiswa, tiga aparat kepolisian, dan tiga tentara. Selain itu, lima tersangka yang terlibat dalam penyerangan ini telah ditahan.
Sebelumnya, usai serangan ini terjadi, masyarakat mempertanyakan keamanan di wilayah itu. Media di Kenya menyebut adanya informasi intelijen yang mengindikasikan peringatan awal sebelum insiden itu terjadi. Oleh karena itu, warga lokal mempertanyakan mengapa aparat keamanan justru tak meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.