REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arema Cronus tidak menghiraukan keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang tak memberi rekomendasi mengikuti Indonesia Super league (ISL) 2015. Manajemen klub tetap menggelar laga menjamu Persija Jakarta, Sabtu (4/4) lalu. Hal sama juga dilakukan oleh Persebaya Surabaya.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi merasa sangat kecewa dengan keberanian kedua klub menentang keputusan BOPI. Menurut pria berkumis itu, baik Arema dan Persebaya bakal mendapatkan sanksi yang lebih berat dari sebelumnya. Lantaran dua klub asal Jawa Timur itu menentang keputusan yang dibuat oleh pemerintah.
Ia mengatakan akan mengkaji kembali Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) perihal hukuman yang pantas buat dua kub tersebut. Sebab Kemenpora, kata dia, hanya menjalankan amanat undang-undang.
"Kalau tak akan ada undang-undang, tak mungkin kami memutuskan seperti itu. Keberadaan BOPI, fungsi BOPI sudah jelas ada undang-undangnya, jadi harus dipatuhi," jelas Imam saat ditemuai di kantor Kemenpora, Senin (6/4).
Terkait kepolisian yang memberikan izin pada kedua klub yang tidak diberikan rekomendasi bertanding itu, Imam menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib. Sebelumnya, Kemenpora melalui BOPI sudah melayangkan surat terkait tidak bolehnya Arema dan Persebaya menyelenggarakan pertandingan ISL.
Hanya, kepolisian daerah Jawa Timur dan kotaMalang serta Surabaya lebih memilih memberikan izin daripada mengikuti arahan Kemenpora.
"Kalau pihak kepolisian memberikan izin karena pertimbangan keamanan, silakan saja. Yang terpenting kami sudah memberitahukan kepada mereka untuk tidak memberikan izin kepada Arema Cronus dan Persebaya Surabaya menggelar pertandingan. Itu urusan kepolisian," tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).