REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Save Our Soccer, Apung Widadi sebut mainnya dua klub bermasalah, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya karena PT Liga Indonesia memakai jadwal lama sebelum pengumuman rekomendasi klub.
Kata Apung, jadwal itu seharusnya dirombak setelah rekomendasi dikeluarkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) pada, Rabu (1/4). Tapi, hanya sekadar mengeluarkan rekomendasi.
Kemenpora ataupun BOPI tak keluarkan instruksi untuk merombak jadwal itu. Sehingga wajar saja dua klub bermasalah kini bisa berlaga. Apalagi mereka punya dasar dari surat FIFA bisa mainkan dua klub tersebut.
“Harusnya jadwal QNB League (nama baru Indonesia Super League/ISL)itu dirombak,” kata Apung kepada Republika Online (ROL) di Jakarta, Selasa (7/4).
Belum terlambat bagi Kemenpora untuk mengisntruksikan perubahan jadwal itu. Sebab pertandingan baru tiga hari berjalan. Tapi, konsekuensi tetap akan diterima liga karena laga sudah mulai dengan jadwal yang lama.
Kesempatan untuk merombak jadwal QNB League itu akan semakin menyempit jelang pertengahan musim. Karena klub sudah banyak bertanding. Jika saat itu, perombakan jadwal dilakukan maka akan semakin krusial terhadap klub.
Konsekuensi lainnya yang disebutkan Apung adalah kerugian yang diderita klub karena sudah berlaga dengan klub bermasalah. Ia mengingatkan bahwa instruksi itu sudah disampaikan BOPI sebelum kick off dimulai.
Tapi, tak ada pengindahan dari klub yang berhadapan dengan Persebaya dan Arema. “Mau atau tidak ya harus rugi. Itu konsekuensi namanya,” kata Apung menambahkan.