REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Hasyim Muzadi menilai upaya menangkal pergerakan ISIS merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Terlebih, selama penangkalannya masih sebatas di sektor hilir.
Namun, Hasyim menilai tak perlu ada pelebelan haram untuk ISIS. ‘’Nggak usah dihukum haram, tapi dicap berbahaya saja. Nanti haram, dibilang makruh tambah ruwet,’’ujar Kiai Hasyim kepada wartawan, Kamis (9/4).
.
Menurut Kiai Hasyim, yang lebih penting sebenarnya melakukan penangkalan penyebaran paham radikal tersebut di mulai dari sektor hulu hingga hilir. "Yang penting penangkalan dari hulu sampai hiilir, selama ini (penangkalannya) cuma dari hilir," katanya.
Menurutnya, ISIS punya karakteristik sebagai sebuah pemahaman. Karena itu, antisipasinya sangat sulit meski telah dibantu TNI. "Jadi, harus di urai dari ideologi itu," katanya.
Melihat kondisi tersebut, dirinya berharap kepada para ulama terutama yang berada di desa untuk ikut difungsikan mencegah ISIS. Koordinasi dengan para ulama juga punya arti sangat penting. "Kalau masih juga nakal, baru ada proses hukum. Kalau ada teror baru represi," katanya.
Kedua, kata Hasyim, perlu ada perbaikan payung hukum untuk menangkal terorisme. Karena, saat ini orang harus menunggu bom dulu baru bertindak. Padahal sudah tahu kapan dia mau ngebom.
Ini semuanya menjadi pelajaran hingga diperlukan penanaman dari hulur hilir. Serta, koordinasi dari seluruh kementerian yang ada sangkut pautnya dengan terorisme. ‘’Misal menteri agama, dalam negeri, luar negeri, kapolri. Ini harus berkoordinasi dalam satu komando. Sekarang ini belum, hanya BNPT bergerak pada bidang wacana belum bergerak pada bidang operasi,’’ katanya.