Jumat 10 Apr 2015 01:09 WIB

Berkelahi di DPR, PPP Tindak Tegas Mustafa Assegaf

Rep: C15/ Red: Ilham
Asrul Sani
Asrul Sani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Sekertaris Jendral PPP, Arsul Sani mengaku menyesal atas tindakan salah satu kader PPP, Mustafa Assegaf yang memukul Mulyadi, politisi partai Demokrat. Arsul mengatakan, PPP akan menindak tegas tindakan tersebut.

"Fraksi PPP siap memberikan sanksi apapun jika Mustafa terbukti bersalah atas kasus pemukulan tersebut, Ketua Fraksi sedang menulusuri duduk masalahnya kepada dua belah pihak," ujar Arsul saat dihubungi Republika, Jumat (9/4).

Arsul memohon maaf terhadap seluruh rakyat Indonesia atas tindakan yang dilakukan Mustafa. Arsul mengakui, hal tersebut tak selayaknya dilakukan oleh seorang wakil rakyat. Ia juga menilai hal tersebut sudah mencoreng citra DPR RI sebagai lembaga terhormat.

Arsul mengatakan, PPP siap memathui dan melaksanakan apa pun yang diputuskan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terhadap anggotanya itu. Semua kader, kata dia, harus menjunjung tinggi nilai yang terkandung dalam partai, salah satunya adalah bersikap bijak dan arif agar bisa menjadi contoh rakyat.

Sebelumnya, Mustafa Assegaf terlibat baku hantam dengan politisi Demokrat, Mulyadi di toilet pria DPR RI. Saat itu, sedang berlangsung rapat kerja antara komisi VII dengan Kementerian ESDM. 

Penyebabnya, Mulyadi yang juga sebagai pimpinan rapat membatasi hak bicara Mustafa dalam rapat. Menurut Mulyadi, kesempatan bicara yang diberikan kepada Mustafa sudah kelewat batas yang ditentukan. 

Tak terima atas pembatasan tersebut, Mustafa menyusul Mulyadi yang keluar ke kamar kecil. Di dalam toilet pria tersebut keduanya terlibat adu mulut, dan kemudian Mustafa melayangkan pukulan ke wajah Mulyadi. 

Atas tindakan tersebut, pipi Mulyadi mengalami lebam. Hingga kini, Mulyadi masih memikirkan apakah hal tersebut akan dibawa ke jalur hukum atau tidak. Sekertaris fraksi partai Demokrat, Didik Mukrianto mengusulkan untuk membawa persoalan ini ke jalur hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement