Jumat 10 Apr 2015 07:26 WIB
Kongres PDIP

Pengamat: Posisi Waketum PDIP Jangan Terjebak Simbolik

Rep: C05/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) dipandu pimpinan sidang Frans Lebu Raya (ketiga kanan) mengucapkan sumpah pengangkatan saat Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ketiga kiri) dipandu pimpinan sidang Frans Lebu Raya (ketiga kanan) mengucapkan sumpah pengangkatan saat Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Charta Politica, Yunarto Wijaya berharap posisi waketum PDIP tak terjebak figure yang simbolik. Hal ini menyikapi wacana akan adanya posisi waketum di kepengurusan PDIP yang baru.

Yunarto menyatakan hal ini perlu dilakukan untuk mengimbangi kepemimpinan Mega yang tergolong simbolik. Jadi diperlukan tokoh diluar trah Soekarno yang mengisi jabatan itu. “Penekanannya pada jobdesk yang detail dan juga kepakaran untuk orang yang mengisi jabatan itu,” kata dia, Kamis (9/4).

Ditanya siapa nama yang cocok mengisi posisi itu, Yunarto menyebut beberapa nama. Semisal  Ganjar, Promono, maupun Maruar. “Mereka ini tokoh tokoh muda di PDIP. Akan baik jika mereka dapat bersinergis dengan kepemimpinan Mega,” Kata dia.

Pada Kamis hari ini Kongres IV PDIP resmi dibuka oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Bali. Pada kesempatan itu, tampak hadir Zulkifli Hasan selaku Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang selama ini diketahui tergabung dalam partai Koalisi Merah Putih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement