REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Sebuah badan ilmiah di Eropa mengatakan, jenis pestisida tertentu diyakini berkontribusi terhadap kematian massal lebah madu. Hal tersebut dapat merusak ekosistem lebih besar dari yang dapat diperkirakan sebelumnya.
Temuan ini tentu saja mempengaruhi penjualan bahan kimia untuk pestisida, yaitu neonicotinoids. Penjualan global bahan kimia tersebut diketahui mencapai miliaran dolar, seperti dikutip New York Times, Kamis (9/3).
Pada tahun 2013, Komisi Eropa melarang penggunaan tiga jenis neonicotinoids, yaitu clothianidin, imidakloprid dan thiamethoxam, pada tanaman berbunga. Paparan bahan kimia tersebut menciptakan resiko kematian yang tinggi pada lebah.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat sedang mengkaji penggunaan bahan-bahan kimia tersebut setelah Presiden Obama tahun lalu membentuk Satuan Tugas Kesehatan Pollinator Nasional untuk membantu mengatasi masalah kematian koloni lebah madu.
Dua produsen utama neonicotinoids, yaitu Syngenta perusahaan biokimia Swiss dan Bayer CropScience dari Jerman, , telah menggugat Komisi Eropa dalam upaya untuk membatalkan larangan tersebut. Mereka mengatakan pelarangan itu tidak didukung oleh penelitian sebelumnya.
Komisi Eropa berkilah mereka memiliki bukti-bukti yang menunjukkan penggunaan pestisida memiliki efek yang parah bagi berbagai organisme. Efek berpengaruh penyerbukan dan pengendalian hama alami, serta pada keanekaragaman hayati.
Serangga predator seperti tawon dan kepik memberikan kontribusi terhadap keseimbangan ekosistem. Organisme seperti cacing tanah juga berkontribusi dalam peningkatan produktivitas tanah.